OTENTIK NEWS OFFICIAL : AKTUAL BERIMBANG DAN TERPERCAYA
| Amih Tuti Dukung Tiga Program Warga Sukarame - 23 September, 2024
| ORARI Gandeng BASARNAS Gelar Diksar EMCOMM dan MFR - 19 September, 2024
| Akibat Gempa Berkekuatan 5 SR, Sejumlah Bangunan di Garut Mengalai Rusak Berat - 18 September, 2024
| Posisi Yasonna Laoly Diganti Supratman Andi Agtas, ini Profilnya - 19 August, 2024
| Maju Pilkada Kuningan 2024, Amih Tuti Ziarah Ke Alm H Acep Purnama dan Tokoh Sesepuh Kuningan - 17 August, 2024

5 Pakar Temukan Sirekap Kunci Perolehan Suara, Roy Suryo: Teknologi Dibuat Kejahatan

Roy Suryo, Pakar Telematika. (Foto: istimewa)

Otentik NewsID, Jakarta - Pakar Telematika, Roy Suryo, telah mengungkapkan adanya lima pakar yang menemukan kejanggalan pada aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU.

Kelima pakar tersebut ialah Dr Leony Lidya, lulusan ITB, Hairul Anas Suaidi, Sekjen IA ITB, Prof Dr Sugijanto dari Unair, dan Benhard dari ITB. Selain itu, Roy juga mengakui menemukan kejanggalan dalam Sirekap.

Dalam Dialog Spesial Rakyat Bersuara di iNews TV, Roy mengungkapkan beberapa sistem pada Sirekap yang disebut dapat membuat kesalahan dalam membaca data. Salah satunya adalah sistem mengunci perolehan suara pasangan calon tertentu atau sebaliknya dapat melipatgandakan perolehan suara.

“Ketika angka itu tiba-tiba bisa melonjak tajam, hasil dari OCR (Optical Character Recognizer), OMR (Optical Mark Reader) yang tadinya cuma 17 harusnya terbaca 11, tapi itu terbacanya bisa sampai 917 di Sirekap,” ungkapnya.

Meskipun Sirekap hanya merupakan alat bantu, namun lima pakar tersebut menemukan beberapa kejanggalan yang tidak dapat diabaikan begitu saja. “Faktanya, itu adalah alat bantu yang pokok dan itu pakai uang negara alat bantu itu. Jadi nggak bisa dikesampingkan, miliaran lagi alat bantu itu,” jelas Roy.

Lebih buruk lagi, masyarakat tidak dapat memonitor perolehan suara di aplikasi Sirekap selama hampir dua minggu belakangan ini. “Kita nggak bisa monitor sekarang, 2 minggu ini blackout kita nggak bisa monitor lagi, buat apa anggaran miliaran yang kemudian sekarang tidak bisa ditampilkan,” timpal Roy.

Ia juga merasa kecewa adanya perkembangan teknologi yang dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan. “Jadi, saya sangat menyesalkan teknologi kok kenapa dibuat untuk kejahatan,” tambah Roy. (Iwa)