Bangunkan Sahur Dengan IRINGAN Perkusi Kentongan
Otentik NewsID, Kulonprogo - Diberbagai wilayah di Indonesia tradisi membangunkan sahur menjadi hal yang sangat dinanti. Seperti di Padukuhan Bendungan Lor, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kulonprogo, Yogyakarta setiap menjelang sahur pada bulan Ramadhan, para pemuda setempat akan memulai aktifitas rutinnya keliling kampung membangunkan warga untuk melaksanakan santap sahur.
Dengan sejumlah kentongan beragam ukuran, pemuda setempat akan berkeliling dengan rute sekitar satu kilometer dengan waktu tempuh satu jam. Sambil berjalan kaki, kentongan beragam ukuran ini dipukul dengan irama tertentu sehingga menghasilkan suara perkusi, mengiringi suara pemuda lain yang bersholawat dan bernyanyi berbahasa jawa berisi ajakan untuk segera melaksanakan sahur.
Aktifitas ini memang telah berlangsung secara turun temurun di padukuhan ini, tradisi yang disebut warga sebagai tradisi "Tek-Tok" ini menjadi salah satu andalan warga setempat sebagai penanda untuk segera bangun menyiapkan menu santap sahur.
"kita mulai tek-tok dari tahun 2012 sampai saat ini, Keliling jalan kaki keliling kampung jauhnya waktu tempuh 1 jam, Tidak pernah ada komplain, kalo engga keliling warga justru banyak yg komplain," kata Ketua Karang Taruna Padukuhan Bendungan Lor, Muhammad Arfan kepada media (12/3/2024).
Kentongan dipilih sebagai media atau sarana lantaran tak begitu mengganggu namun tetap bisa didengarkan dari jarak tertentu. Hal ini juga berkaitan dengan fungsi kentongan pada zaman dahulu yang dimanfaatkan sebagai pemberi signal atau kode untuk memanggil warga pada saat ronda atau peristiwa tertentu.
"Dulu nenek moyang kentongan digunakan untuk mengundang orang-orang yaitu penanda orang meninggal, kebakaran, maling dan bahaya lain,"biar orang-orang datang berkumpul," ujar Subarno, warga Padukuhan Bendungan Lor kepada media.
Tradisi "Tek-Tok" ini selalu dinantikan warga dan tidak mendapatkan protes, warga justru protesn apabila "Tek-Tok" tidak dilakukan sehingga warga tidak bisa bagun sahur. Tradisi ini bakal terus dilestarikan menjadi salah satu warisan budaya, terlebih kentongan yang digunakan hingga saat ini juga telah berusia belasan tahun sehingga memiliki historis tersendiri bagi warga. (Wib)