OTENTIK NEWS OFFICIAL : AKTUAL BERIMBANG DAN TERPERCAYA
| Amih Tuti Dukung Tiga Program Warga Sukarame - 23 September, 2024
| ORARI Gandeng BASARNAS Gelar Diksar EMCOMM dan MFR - 19 September, 2024
| Akibat Gempa Berkekuatan 5 SR, Sejumlah Bangunan di Garut Mengalai Rusak Berat - 18 September, 2024
| Posisi Yasonna Laoly Diganti Supratman Andi Agtas, ini Profilnya - 19 August, 2024
| Maju Pilkada Kuningan 2024, Amih Tuti Ziarah Ke Alm H Acep Purnama dan Tokoh Sesepuh Kuningan - 17 August, 2024

Es Tape Buk Begal Bertahan Hingga Puluhan Tahun Dengan Pelanggan Lintas Generasi

Otentik NewsID, Kulonprogo - Musim kemarau telah tiba, saatnya berburu minuman dingin untuk melepas dahaga. Di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat satu minuman pelepas dahaga yang bisa menjadi pilihan. 

Dilihat dari tempatnya memang nampak sederhana, namun siapa sangka bila kedai es satu ini adalah kedai legendaris yang dibuka sejak puluhan tahun silam. Namanya adalah es tape Buk Begal yang berada di ruas jalan Nagung-Brosot, Kalurahan Panjatan, Kapanewon Panjatan, Kulonprogo, Yogyakarta. 

Penjualnya adalah Sumarjo Rubingin, warga Padukuhan Sungapan, Kalurahan Tirtorahayu, Kapanewon Galur. Rubingin, sapaan akrabnya  mulai berjualan dibawah pohon asam jawa di area persawahan sejak tahun 1975, atau empat puluh sembilan tahun lalu. 

"Saya merintis dari tahun 1975, terus berjualan hingga sekarang, sudah sekitar 49 tahun," kata Sumarjo Rubingin, penjual es tape Buk Begal kepada Otentik NewsID (13/5/2024).

Pria yang kini berusia tujuh puluh dua tahun ini telah memiliki banyak pelanggan berkat es tape buatannya. Meski hanya terbuat dari campuran tape singkong, gula pasir, gula merah, dan es batu yang diserut, es tape ini mampu memberikan kesegaran, terlebih bila cuaca sedang terik. 

"Bahannya tape sama gula pasir dan gula jawa, tapenya di blender terus esnya diserut," ungkap Rubingin. 

Buk Begal menjadi ciri dari lapak es tape ini, menggunakan nama begal bukan tanpa alasan, pasalnya lokasi yang dipilih Rubingin untuk berjualan ini dulunya memang dikenal sebagai wilayah rawan pembegalan ketika malam hari, sehingga masyarakat setempat menyebutnya sebagai Buk Begal. 

"Tempatnya strategis dan udaranya sejuk di bawah pohon asem sehingga nyaman untuk minum es, ini khan namanya Buk Begal, jaman dulu kata orang tua tahun 1945 waktu jepang ke sini banyak begal," ujar Rubingin.

Es tape buatan Rubingin ini telah memiliki pelanggan hingga lintas generasi. Para pelanggan yang datang ke lapaknya ini tidak sekadar menikmati es tape, namun juga bernostalgia masa lalu. 

Para pelanggan es tape mengaku selalu kembali ke kedai Rubingin lantaran cita rasa es tape yang tidak berubah. Selain itu, harganya yang ramah dikantong juga menjadi alasan banyak orang ketagihan dengan es tape Buk Begal. 

"Sudah langganan dari kecil, rasanya mantap dan segar beda dari yang lain, dari dulu rasanya engga ada perubahan, masih sama," ungkap Ira, pelanggan es tape Buk Begal kepada Otentik NewsID. 

Selain bisa dinikmati langsung, para pelanggan es tape ditempat ini juga bisa menyelupkan roti ke dalam es tape. Perpaduan antara manis asam es tape dengan tekstur roti justru menjadi citarasa tersendiri yang lumer di lidah.

Dengan harga satu gelas es tape Rp 3.500 dan roti sebagai pendamping es tape Rp 2.000, membuat es tape Buk Begal laris manis terlebih saat cuaca terik. Berjualan sejak pukul 08.00 WIB pagi, sebanyak 450 hingga 500 gelas es tape bisa ludes hanya dalam waktu beberapa jam saja diburu para pelanggannya. (Wib)