Jelang Puasa Harga Sembako Meroket, Pedagang Keluhkan Kondisi Tersebut
Ilustrasi pedagang pasar tradisional (Foto: dok. Google)
Otentik NewsID, Jakarta - Harga-harga sejumlah bahan pokok terpantau meroket di pasar menjelang bulan puasa. Menyikapi hal tersebut, sejumlah pedagang mengeluhkan kondisi pasar saat ini.
Dilansir detikcom, dua pasar yang terletak di Jakarta Selatan dikunjungi pada Selasa (20/2/2024). Beberapa pedagang menuturkan bahwa harga beras premium masih tinggi.
Pedagang Pasar Kebayoran Lama, Percy, menjelaskan bahwa hari ini dia menjual beras premium di angka Rp 16.800/kg, sementara untuk beras medium dijual dengan harga Rp 14.800/kg. Berarti harga beras premium mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.000/kg, sebab, kala itu (8/2/2024), Percy menjual beras di angka Rp 15.800/kg.
Pedagang Pasar Santa, Asih (55) dari Toko Beras Asih menjelaskan bahwa dia menjual beras premium di angka Rp 17.000/kg. Ia mengaku menjual beras di harga tersebut karena modal beras premium yang berkisar di angka Rp 16.000/kg. Kenaikan harga beras tertentu seperti ini berdampak pada penjualan. Namun, keuntungan yang dihasilkan pedagang dari penjualan bahan pokok tersebut sangat minim karena harga bahan pokok seperti bawang putih dan bawang merah juga meningkat.
Harga cabai juga mengalami kenaikan signifikan. Menurut beberapa pedagang, harga cabai melesat setelah hari pencoblosan Pemilu 2024. Pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Husnia (60), mengatakan bahwa hari ini ia menjual cabai rawit dan cabai keriting dengan harga Rp 90 ribu/kg. Harga tersebut masih tergolong mahal, mengingat bahwa harga cabai mencapai Rp 100 ribu/kg pada pekan lalu.
Husnia menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai berpengaruh signifikan terhadap penjualan, dengan pembeli membeli cabai dalam jumlah yang lebih sedikit."Sekarang, aduh, pusing," ungkapnya. Ia tidak tahu penyebab pasti harga cabai terus meroket, meski berdasarkan keterangan dari beberapa distributor, karena minimnya stok cabai di pasaran.
Penjual telur juga merasakan kenaikan harga. Di Pasar Kebayoran Lama, Sigit (50) menjual telur dengan harga Rp 30.000/kg, sedangkan Dedi di Pasar Santa menjual telur dengan harga Rp 31.000/kg, karena setiap agen yang menjual telur menawarkan harga yang berbeda-beda. Para pedagang di pasar hanya bisa mengikuti hal tersebut karena harga bahan pokok telah meningkat secara drastis, sementara keuntungan yang diperoleh pedagang dari penjualan hanya sebesar sedikit. (Iwa)