Serangan Houthi Lumpuhkan Pelabuhan Eilat, Israel Bakal PHK Besar-besaran
Otentik NewsID, Tel Aviv - Operasional Pelabuhan Eilat di Israel terganggu akibat serangan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal dagang yang ke dan dari pelabuhan tersebut sejak November 2023.
Pelabuhan tersebut akan memangkas separuh pekerjanya karena terkena dampak krisis di jalur pelayaran Laut Merah, demikian disampaikan oleh para pejabat terkait pada hari Rabu lalu.
Eilat sendiri terletak di ujung utara Laut Merah dan menjadi salah satu pelabuhan yang pertama kali terkena dampak ketika perusahaan pelayaran beralih rute kapalnya untuk menghindari serangan militan Houthi Yaman.
Sebagai akibatnya, manajemen pelabuhan telah mengumumkan keinginannya untuk memecat setengah dari 120 karyawannya. Hal ini membuat para pekerja dermaga menyuarakan protes pada hari Rabu.
Meski Eilat lebih kecil dibandingkan pelabuhan Mediterania Israel di Haifa dan Ashdod, yang menangani hampir seluruh perdagangan negara Israel, pelabuhan Eilat memiliki posisi penting karena menjadi pintu gerbang ke Timur tanpa perlu melewati Terusan Suez. Pelabuhan ini terutama menangani impor mobil dan ekspor kalium yang berasal dari Laut Mati.
CEO Pelabuhan Eilat, Gideon Golberg, mengatakan bahwa keputusan untuk melakukan PHK merupakan pilihan terakhir setelah berbulan-bulan mengalami kerugian dan tidak adanya aktivitas.
“Saya berharap negara-negara koalisi dapat menyelesaikan masalah ini dalam beberapa bulan,” kata Golberg, mengacu pada inisiatif keamanan multinasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk melindungi jalur pelayaran penting tersebut.
"Tetapi mereka tidak menyelesaikan masalah," ujarnya, seperti dikutip dari New Arab, Kamis (21/3/2024).
Menurutnya, kapal-kapal masih belum berlabuh di Eilat dan kecuali pemerintah melakukan intervensi untuk membantu membayar gaji, maka PHK tidak dapat dihindari. Dalam kondisi ini, tenaga kerja yang tersisa dapat mempertahankan operasi minimum.
Namun, Federasi buruh Histadrut, organisasi payung bagi ratusan ribu pekerja sektor publik, menentang keputusan PHK.
“Adalah tepat bagi perusahaan saat ini untuk merangkul para pekerja dan keluarga mereka, dan tidak memilih cara mudah untuk melakukan PHK massal. Kami tidak akan menjadi bagian dari ini," kata Eyal Yadin, ketua serikat pekerja transportasi.
Kelompok Houthi juga menargetkan Israel dalam kampanye mereka dengan menembakkan drone dan rudal, selain menargetkan kapal-kapal yang menuju Pelabuhan Eilat. Kelompok ini mengatakan kampanyenya bertujuan untuk mendukung warga Palestina dalam perang Gaza.
Pencegahan pelabuhan berdampak pada jalur pelayaran yang membutuhkan lebih lama sehingga memperpanjang perjalanan ke Mediterania selama dua hingga tiga minggu yang akan menambah biaya tambahan, kata para pejabat Israel. (Iwa)