OTENTIK NEWS OFFICIAL : AKTUAL BERIMBANG DAN TERPERCAYA
| Amih Tuti Dukung Tiga Program Warga Sukarame - 23 September, 2024
| ORARI Gandeng BASARNAS Gelar Diksar EMCOMM dan MFR - 19 September, 2024
| Akibat Gempa Berkekuatan 5 SR, Sejumlah Bangunan di Garut Mengalai Rusak Berat - 18 September, 2024
| Posisi Yasonna Laoly Diganti Supratman Andi Agtas, ini Profilnya - 19 August, 2024
| Maju Pilkada Kuningan 2024, Amih Tuti Ziarah Ke Alm H Acep Purnama dan Tokoh Sesepuh Kuningan - 17 August, 2024

Upaya Kendalikan Inflasi dari Lahan Tidur, TPID Kota Bogor Manfaatkan Menanam Cabai

Panen cabai hasil pemanfaatan lahan tidur oleh TPID dan Petani Cabai Mandiri Kota Bogor

Otentik NewsID, Bogor - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bogor, yang dipimpin langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah bersama petani cabai mandiri melakukan panen bersama cabai merah besar dan cabai merah keriting lahan pertanian perkotaan berlokasi di jalan Guru Muchtar, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kamis (4/1/2024).

Dikutip dari siaran pers Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokompim) Kota Bogor, panen yang dilakukan bersama-sama ini merupakan panen yang ke-21 sejak pohon cabai memasuki masa panen di usia tiga bulan. Meski sudah dilakukan sebanyak 20 kali panen, namun produksi cabai masih cukup baik.

Ketua TPID Kota Bogor yang juga Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, upaya pengendalian inflasi dilakukan bukan saja melalui program dari pemerintah pusat dan provinsi, tapi juga oleh pemerintah kota yang secara rutin melakukan gerakan bazar murah ataupun gerakan pangan murah.

Selain itu, dalam upaya menurunkan inflasi daerah Kota Bogor juga bekerjasama dengan daerah produsen penghasil tanaman pangan. Namun yang menjadi tantangan adalah ketika daerah produsen mengalami masalah serangan hama sehingga membuat berkurangnya produksi yang juga mendorong lonjakan harga.

"Nah salah satu upaya mengendalikannya adalah dengan menanam, kenapa harus menanam, karena jika tidak menanam maka akan bergantung pada daerah produsen. Jadi kalau daerah produsen barangnya terbatas, harga jualnya mahal dan kita tidak punya harga tandinganya kalau daerah-daerah produsen ini terserang hama. Makanya kita harus punya cadangan-cadangan seperti ini pertanian di lahan perkotaan," katanya.

Kota Bogor yang pendapatanya ditunjang oleh sektor Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) membuat pertumbuhan hotel, restoran dan cafe (Horeca) berkembang, sehingga lanjut Sekda, kebutuhan bahan pangan tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi masyarakat tapi juga Horeca.

Dengan adanya pertanian di lahan perkotaan, yang juga terus didorong Pemkot Bogor, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) bisa membantu produktivitas bahan pangan dan juga menjadi pemasukan tambahan bagi masyarakat.

Seperti halnya pertanian lahan perkotaan yang dikelola secara mandiri oleh Muhammad Haerudin atau yang akrab disapa Kendi yang menyewa lahan yang sebelumnya merupakan lahan tidur yang dipenuhi semak belukar dan ilalang, kini dimanfaatkan untuk bertani cabai.

Kendi yang sudah lima tahun memulai bertani cabai secara mandiri karena tidak masuk dalam kelompok tani merasakan betul perjuangan dalam bertani cabai dalam merawat dan menghadapi harga cabai yang fluktuatif.

Kendi mengatakan dirinya menanam cabai menggunakan pola konvensional untuk memangkas biaya produksi sehingga bisa memaksimalkan luas lahan yang digunakan.

Dari total lahan 1.500 meter dirinya bisa menanam 1.300 pohon cabai yang dipanen pada usia 3 bulan hingga enam sampai tujuh bulan dengan jarak panah tiga hari sekali.

"Cabai ini perawatannya harus intensif, harus dilihat juga. Jadi untuk menjaga dari hama pas musim bunga atau ketika mau tumbuh buah sampai berbuah itu harus terus dipantau. Melakukan pengendalian hama secara interval tidak boleh lewat," ujarnya.

Dalam satu kali panen dari setiap pohon jika mendapat hasil maksimal Kendi bisa memanen 1 kilogram dalam satu pohon pada setiap kali panen. Namun ia pun tak memungkiri dari total 1.300 pohon yang tumbuh tidak semuanya berbuah .

"Kalau dari 1.300 pohon ini panennya bisa 1.300 kilogram itu sudah bagus banget. Tapi kan kadang ada tingkat kematian juga. Misal dari 100 persen pohon itu total 1.300 pohon, tingkat kematiannya paling besar bisa mencapai 20 persen. ya jadi hasil panen total pohon itu dikurangi 20 persen pohon yang mati itu," sebutnya.

Keberadaan kelompok tani ataupun petani mandiri di Kota Bogor juga mendapatkan penyuluhan dari DKPP Kota Bogor.

Kepala DKPP Kota Bogor, Chusnul Rozaqi menyampaikan, untuk petani mandiri pihaknya juga memberikan penyuluhan secara intensif. Sementara itu untuk kelompok tani selain memberikan bantuan penyuluhan DKPP juga memberikan bantuan bibit.

Tidak hanya mendorong dan melakukan pendampingan kepada kelompok tani dan tani mandiri, DKPP juga terus melakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat rumahan melalui pertanian pekarangan hortikultura lestari dan pekarangan pangan lestari.

"Dengan begitu kita memiliki banyak konsep pilihan untuk masyarakat bertani dan menanam, baik untuk kebutuhan pasar atau rumah tangga dan bahkan kebutuhan sendiri. Sehingga di saat terjadi kenaikan harga itu bisa juga membantu menurunkan inflasi," katanya. *** [[Iwa]]